Jumat, 28 Desember 2018

BIODATA


Nama     : Nasihin
TTL       : Situbondo, 10 November 2000
Alamat   : Cotek Kuningan
Hoby      : Buat Konten
Cita-Cita: Youtuber
Motto Hidup : Satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri. (Rasa takut sering kali menghalangi diri kita untuk meraih kesuksesan. Padahal, ketakutan yang kita rasakan terkadang berlebihan dan tak pernah menjadi nyata.)

CERPEN

Kentang, Telur, dan Biji Kopi
Pada suatu hari, ada seorang anak perempuan yang mengeluh kepada ayahnya bahwa hidupnya sengsara dan bahwa dia tidak tahu bagaimana dia akan berhasil. Dia lelah berjuang dan berjuang sepanjang waktu.Tampaknya hanya salah satu dari masalahnya yang dapat ia selesaikan, kemudian masalah yang lainnya segera menyusul untuk dapat diselesaikan.
Ayahnya yang juga seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air dan menaruhnya di atas api yang besar. Setelah tiga panci tersebut mulai mendidih, ia memasukkan beberapa kentang ke dalam sebuah panci, beberapa telur di panci kedua, dan beberapa biji kopi di panci ketiga.
potato-544073_960_720Kemudian ia duduk dan membiarkan ketiga panci tersebut di atas kompor agar mendidih, tanpa mengucapkan sepatah kata apapun kepada putrinya. Putrinya mengeluh dan tidak sabar menunggu, bertanya-tanya apa yang telah ayahnya lakukan.
Setelah dua puluh menit, ia mematikan kompor tersebut. Ia mengambil kentang dari panci dan menempatkannya ke dalam mangkuk. Ia mengangkat telur dan meletakkannya di mangkuk.
Kemudian ia menyendok kopi dan meletakkannya ke dalam cangkir. Lalu ia beralih menatap putrinya dan bertanya, “Nak, apa yang kamu lihat?”
“Kentang, telur, dan kopi,” putrinya buru-buru menjawabnya.
“Lihatlah lebih dekat, dan sentuh kentang ini”, kata sang ayah. Putrinya melakukan apa yang diminta oleh ayahnya dan mencatat di dalam otaknya bahwa kentang itu lembut. Kemudian sang ayah memintanya untuk mengambil telur dan memecahkannya. Setelah membuang kulitnya, ia mendapatkan sebuah telur rebus. Akhirnya, sang ayah memintanya untuk mencicipi kopi. Aroma kopi yang kaya membuatnya tersenyum.
“Ayah, apa artinya semua ini?” Tanyanya.
Kemudian sang ayah menjelaskan bahwa kentang, telur dan biji kopi masing-masing telah menghadapi kesulitan yang sama, yaitu air mendidih.
Namun, masing-masing menunjukkan reaksi yang berbeda.
Kentang itu kuat dan keras. Namun ketika dimasukkan ke dalam air mendidih, ketang tersebut menjadi lunak dan lemah.
Telur yang rapuh, dengan kulit luar tipis melindungi bagian dalam telur yang cair sampai dimasukkan ke dalam air mendidih. Sampai akhirnya bagian dalam telur menjadi keras.
Namun, biji kopi tanah yang paling unik. Setelah biji kopi terkena air mendidih, biji kopi mengubah air dan menciptakan sesuatu yang baru.
“Kamu termasuk yang mana, nak?” tanya sang ayah kepada putrinya.
 “Ketika kesulitan mendatangimu, bagaimana caramu dalam menghadapinya? Apakah kamu adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?”
Pesan Moral : Dalam hidup ini, Banyak sesuatu yang terjadi di sekitar kita. Banyak hal-hal yang terjadi pada kita. Tetapi satu-satunya hal yang benar-benar penting adalah apa yang terjadi di dalam diri kita.
Jadi, manakah diri anda? Apakah anda adalah sebuah kentang, telur, atau biji kopi?

BAHASA INDONESIA


BAB I
Konsep Bahasa dan Fungsi Bahasa


A.  Konsepsi Bahasa

Sampai dengan abad XXI ini perkembangan ilmu dan teknologimenunjukkan bahwa bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasaInggris sebagai bahasa internasional sangat berperan sebagai sarana komunikasi. Dalam bidang akademik bahasa Indonesia telah menunjukkan peranannya dalam berbagai disiplin ilmu melalui bentuk-bentuk tulisan ilmiah seperti makalah dan skripsi. Pada dasarnya interaksi dan macam kegiatan akademik tidak akan sempurna atau berjalan dengan baik dan benar. Begitu pentingnya bahasa sebagai sebagai sarana komunikasi batasan atau pengertian BAHASA adalah sarana komunikasi antar anggota masyarakat dalam menyampaikan ide dan perasaan secara lisan atau tulis. Konsepsi bahasa tersebut menunjukkan bahwa sistem lambang bunyi
ujaran dan lambang tulisan digunakan untuk berkomunikasi dalam masyarakat dan lingkungan akademik. Bahasa yang baik dikembangkan olehpemakainya berdasarkan kaidah-kaidahnya yang tertata dalam suatu sistem.
Kaidah bahasa dalam sistem tersebut mencakup beberapa hal berikut.

(1) Sistem lambang yang bermakna dapat dipahami dengan baik oleh masyarakatnya.
(2) Berdasarkan kesepakatan masyarakat pemakainya, sistem bahasa itu bersifat konvensional.
(3) Lambang sebagai huruf (fonemis) bersifat manasuka atau kesepakatan
pemakainya (arbitrer)
(4) Sistemlambang yang terbatas itu (A—Z: 26 huruf) mampu menghasilkan kata, bentukan kata, frasa, klausa, dan kalimat yan tidakterbatas dan sangat produktif.
(5) Sistem lambang itu (fonemis) tidak sama dengan sistem lambang bahasa lain seperti sistem lambang bahasa Jepang (Lambang hirakana atau silabis)
(6) Sistem lambang bahasa itu dibentuk berdasarkan aturan yang bersifat universal sehingga dapat sana dengan sistemlambang bahasa lain. Unsur dalam sistem lambang tersebut menunjukkan bahwa bahasa itu bersifat unik, khas, dan dapat dipahami masyarakat.



B.  Fungsi Bahasa


Fungsi bahasa yang utama dan pertama sudah terlihat dalam konsepsi bahasa di atas, yaitu fungsi komunikasi dalam bahasa berlaku bagi semua
bahasa apapun dan dimanapun. Dalam berbagai literatur bahasa, ahli bahasa (linguis) bersepakat dengan fungsi-fungsi bahasa berikut:
1. fungsi ekspresi dalam bahasa
2. fungsi komunikasi dalam bahasa
3. fungsi adaptasi dan integrasi dalam bahasa
4. fungsi kontrol sosial (direktif dalam bahasa)


Di samping fungsi-fungsi utama tersebut, Gorys Keraf menambahkan beberapa fungsi lain sebagai pelengkap fungsi utama tersebut. Fungsi tambahan itu adalah:
1. Fungsi lebih mengenal kemampuan diri sendiri.
2. Fungsi lebih memahami orang lain;
3. Fungsi belajar mengamati dunia, bidang ilmu di sekitar dengan cermat.
4. Fungsi mengembangkan proses berpikir yang jelas, runtut, teratur, terarah, dan logis;
5. Fungsi mengembangkan atau memengaruhi orang lain dengan baik dan menarik (fatik). (Keraf, 1994: 3-10)
6. Fungsi mengembangkan kemungkinan kecerdasan ganda:

1)   Fungsi pernyataan ekspresi diri

Fungsi pertama ini, pernyataan ekspresi diri, menyatakan sesuatu yang akan disampaikan oleh penulis atau pembicara sebagai eksistensi diri dengan maksud:
a. Menarik perhatian orang lain (persuasif dan provokatif),
b. Membebaskan diri dari semua tekanan dalam diri seperti emosi,
c. Melatih diri untuk menyampaikan suatu ide dengan baik,
d. Menunjukkan keberanian (convidence) penyampaikan ide.
                                                          
Fungsi ekspresi diri itu saling terkait dalam aktifitas dan interaktif keseharian individu, prosesnya berkembang dari masa anak-anak, remaja, mahasiswa, dan dewasa.

2) Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi merupakan fungsi bahasa yang kedua setelah fungsi ekspresi diri. Maksudnya, komunikasi tidak akan terwujud tanpa dimulai dengan ekspresi diri. Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi, yaitu komunikasi tidak akan sempurna jika ekspresi diri tidak diterima oleh orang lain. Oleh karena itu,komunikasi tercapai dengan baik bila ekspresi berterima. Dengan kata lain, komunikasi berprasyarat pada ekspresi diri.

3) Fungsi integrasi dan adaptasi sosial
Fungsi peningkatan (integrasi) dan penyesuaian (adaptasi) diri dalam suatu lingkungan merupakan kekhususan dalam bersosialisasi baik dalam lingkungan sendiri maupun dalam lingkungan baru. Hal itu menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan sebagai sarana mampu menyatakan hidup bersama dalam suatu ikatan (masyarakat). Dengan demikian, bahasa itu merupakan suatu kekuatan yang berkorelasi dengan kekuatan orang lain dalam integritas sosial. Korelasi melalui bahasa itu memanfaatkan aturan-aturan bahasa yang disepakati sehingga manusia berhasil membaurkan diri dan menyesuaikan diri sebagai anggota suatu masyarakat.

4) Fungsi kontrol sosial

Kontrol sosial sebagai fungsi bahasa bermaksud memengaruhi perilaku dan tindakan orang dalam masyarakat, sehingga seseorang itu terlibat dalam komunikasi dan dapat saling memahami. Perilaku dan tindakan itu berkembang ke arah positif dalam masyarakat. Hal positif itu terlihat melalui kontribusi dan masukan yang positif. Bahkan, kritikan yangtajam dapat berterima dengan hati yang lapang jika kata-kata dan sikap baik memberikan kesan yang tulus tanpa prasangka. Dengan kontrol sosial, bahasa mempunyai relasi dengan proses sosial suatu masyarakat seperti keahlian bicara, penerus tradisi tau kebudayaan, pengindentifikasi diri, dan penanam rasa keterlibatan (sense of belonging) pada masyarakat bahasanya.

5. Fungsi membentuk karakter diri
6. Fungsi membangun dan mengembangkan profesi diri
7. Fungsi menciptakan berbagai kreativitas baru (Widiono, 2005: 11-18)

Masih banyak fungsi bahasa yang lain dalam bahasa Indonesia khususnya, fungsi bahasa dapat dikembangkan atau dipertegas lagi ke dalam kedudukan atau posisi bahasa Indonesia. Posisi Bahasa Indonesia diidentifikasikan menjadi bahasa persatuan, bahasa nasional, bahasa negara, dan bahasa standar. Keempat posisi bahasa Indonesia itu mempunyai fungsi masingmasing seperti berikut:

I. Fungsi bahasa persatuan adalah pemersatu suku bangsa, yaitu pemersatu suku, agama, rasa dan antar golongan (SARA) bagi suku bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke. Fungsi pemersatu ini (heterogenitas/kebhinekaan) sudah dicanangkan dalam Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928.

II. Fungsi Bahasa Nasional adalah fungsi jati diri Bangsa Indonesia bila
berkomunikasi pada dunia luar Indonesia. Fungsi bahasa nasional ini dirinci atas bagian berikut:
1. Fungsi lambang kebanggaan kebangsaan Indonesia
2. Fungsi Identitas nasional dimata internasional
3. Fungsi sarana hubungan antarwarga, antardaerah, dan antar
    budaya, dan
4. Fungsi pemersatu lapisan masyarakat: sosial, budaya, suku
    bangsa, dan bahasa.

III. Fungsi bahasa negara adalah bahasa yang digunakan dalam administrasi negara untuk berbagai aktivitas dengan rincian berikut:
1. Fungsi bahasa sebagai administrasi kenegaraan,
2. Fungsi bahasa sebagai pengantar resmi belajar di sekolah dan
perguruan tinggi,
3. Fungsi bahasa sebagai perencanaan dan pelaksanaan
    pembangunan bagai negara Indonesi sebagai negara
    berkembang, dan
4. Fungsi bahsa sebagai bahasa resmi berkebudayaan dan ilmu
teknologi (ILTEK)

IV. Fungsi bahasa baku (bahasa standar) merupakan bahasa yang
digunakan dalam pertemuan sangat resmi. Fungsi bahasa baku itu
berfungsi sebagai berikut:
1. Fungsi pemersatu sosial, budaya, dan bahasa,
2. Fungsi penanda kepribadian bersuara dan berkomunikasi,
3. Fungsi penambah kewibawaan sebagai pejabat dan intelektual,
    dan
4. Fungsi penanda acuan ilmiah dan penuisan tulisan ilmiah.

Keempat posisi atau kedudukan bahasa Indonesia itu mempunyai fungsiketerkaitan antar unsur. Posisi dan fungsi tersebut merupakan kekuatanbangsa Indonesia dan merupakan jati diri Bangsa Indonesia yang kokoh danmandiri. Dengan keempat posisi itu, bahasa Indonesia sangat dikenal di matadunia, khususnya tingkat regional ASEAN.
Dengan mengedepankan posisi dan fungsi bahaasa Indonesia, eksistensibahasa Indonesia diperkuat dengan latar belakang sejarah yang runtut dan argumentatif. Sejarah terbentuknya Bahasa Indonesia dari bahasa melayu.
Ciri-ciri bahasa Indonesia yang khas, legitimasi sebagai interaksi BahasaIndonesia, dan ragam serta laras Bahasa Indonesia memperkuat konsepsi dan fungsi dikembangkan ke berbagai ilmu, teknologi, bidang, dan budaya sekarang dan nanti.





































BAB III
RAGAM DAN LARAS BAHASA


1.   PENDAHULUAN

Ketika bahasa itu berada pada tataran fungsi bahasa ekspresi diri dan fungsibahasa komunikasi, bahasa yang digunakan masuk ke dalam ragam bahasa dan laras bahasa. Ragam bahasa adalah variasi bahasa yang terbentuk karena pemakaian bahasa. Pemakaian bahasa itu dibedakan berdasarkan media yang digunakan topik pembicaraan, dan sikap pembicaranya. Di pihak lain, laras bahasa dimaksudnya kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya. Fungsi pemakaian bahasa lebih diutamakan dalam laras bahasa dari pada aspek lain dalam ragam bahasa. Selain itu, konsepsi antara ragam bahasa dan laras bahasa saling terkait dalam perwujudan aspek komunikasi bahasa. Laras bahasa apa pun akan memanfaatkan ragam bahasanya. Misalnya, laras bahasa lisan dan ragam bahasa tulis.

2.   RAGAM BAHASA

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ragam bahasa diartikan variasibahasa menurut pemakaiannya, topic yang dibicarakan hubungan pembicara dan teman bicara, dan medium pembicaraannya. (2005:920). Pengertian ragam bahasa ini dalam berkomunikasi perlu memperhatikan aspek (1) situasi yang dihadapi, (2) permasalahan yang hendak disampaikan, (3) latar belakang pendengar atau pembaca yang dituju, dan (4) medium atau sarana bahasa yang digunakan. Keempat aspek dalam ragam bahasa tersebut lebih mengutamakan aspek situasi yang dihadapi dan aspek medium bahasa yang digunakan dibandingkan kedua aspek yang lain.

2.1. Ragam Bahasa Berdasarkan Situasi Pemakaianannya
Berdasarkan situasi pemakaiannya, ragam bahasa terdiri atas tiga bagian,yaitu ragam bahasa formal, ragam bahasa semiformal, dan ragam bahasa nonformal. Setiap ragam bahasa dari sudut pandang yang lain dan berbagai jenis laras bahasa diidentifikasikan ke dalam situasi pemakaiannya. Misalnya, ragam bahsa lisan diidentifikasikan sebagai ragam bahasa formal, semiformal,atau nonformal. Begitu juga laras bahasa manjemen diidentifikasikan sebagi ragam bahasa formal, semiformal, atau nonformal. Ragam bahasa formal memperhatikan kriteria berikut agar bahasanya menjadi resmi.
1. Kemantapan dinamis dalam pemakaian kaidah sehingga tidak kakutetapi tetap lebih luwes dan dimungkinkan ada perubahan kosa kata dan istilah dengan benar.
2. Penggunaan fungsi-fungsi gramatikal secara konsisten dan eksplisit.
3. Penggunaan bentukan kata secara lengkap dan tidak disingkat.
4. Penggunaan imbuhan (afiksasi) secara eksplisit dan konsisten
5. Penggunaan ejaan yang baku pada ragam bahasa tulis dan lafal yang
baku pada ragam bahasa lisan.



Berdasarkan kriteria ragam bahasa formal di atas, pembedaan antara ragamformal, ragam semiformal, dan ragam nonformal diamati dari hal berikut:
1. Pokok masalah yang sedang dibahas,
2. Hubungan antara pembicara dan pendengar,
3. Medium bahasa yang digunakan lisan atau tulis,
4. Area atau lingkungan pembicaraan terjadi, dan
5. Situasi ketika pembicaraan berlangsung.
Kelima pembedaan ragam baasa di atas, dipertegas lagi pembedaan antara ragam bahasa formal dan ragam bahasa nonformal yang paling mencolok adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan kata sapaan dankata ganti,misalnya:
Contoh : Saya dan gue/ogut
Anda dan lu/situ/ente
2. Penggunaan imbuhan (afiksasi), awalan (prefix), akhiran (sufiks),
gabungan awalan dan akhiran (simulfiks), dan imbuhan terpisah
(konfiks).
 Misalnya:
       Awalan: menyapa – apaan
                                Mengopi – ngopi
       Akhiran: laporan – laporin
   Marahi – marahin
Simulfiks:
Misalnya :     menemukan------nemuin
   Menyerahkan-----nyerahin
Konfiks:
Misalnya :     Kesalaha-----------nyalahin
   Pembetulan-------betulin
(3) Penggunaan unsure fatik (persuasi) lebih sering muncul dalam ragam
bahasa nonformal, seperti sih, deh, dong,kok,lho, ya kale, gitu ya.
(4) Penghilangan unsure atau fungsi kalimat (S-P-O-Pel-Ket) dalam ragam
bahasa nonformal yang menganggu penyampaian suatu
pesan.Misalnya,
Penghilangan subjek: Kepada hadirin harap brdiri.
Penghilangan predkat: Laporan itu untuk pimpinan.
Penghilangan objek : RCTI melaporkan dariMedan.
Penghilangan pelengkap: Mereka berdiskusi dilantai II.

2.2. Ragam bahasa berdasarkan mediumnya
Berdasarkan mediumnya ragambahasa terdiriatas dua ragambahasa,yaitu
(1) ragam bahasa lisan
(2) ragam bahasa tulis.
Ragambahasa lisan adalah bahasa yang dilafalkan langsung oleh penuturnya kepada pendengar atau teman bicaranya. Ragam bahasa lisan
ini ditentukan oleh intonasi dalam pemahaman maknanya. Misalnya :
(a)Kucing/ makan tikus mati.
(b) Kucing makan//tikus mati.
(c) Kucing makan tikus/mati.
Ragam bahasa tulis adalah ragambahasa yang ditulis atau dicetak dengan
memerhatikan penempatan tanda baca dan ejaan secara benar.
Ragambahasa tulis dapat bersifat formal,semiformal, dan nonformal. Dalam penulisan makalah seminar dan skripsi,penulis harus menggunakan
ragambahasa formal sedangkan ragam bahasa semiformal digunakandalamperkuliahan dan ragam bahasa nonformal digunakan keseharian secarainformal. Berikut ini didesjripsikan perbedaan dan persamaan antara bahasa lisan dan bahasa tulius dalam bentuk bagan.Penggunaan ragambahasa dan laras bahasa dalam penulisan karangan ilmiah harus berupaya pada :
(1) ragam bahasa formal,
(2) ragam bahasa tulis,
(3) ragam bahasa lisan ,
(4) laras bahasa ilmiah, dan
(5) berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.

3. LARAS BAHASA
Laras bahasa adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi pemakaiannya.Laras bahasa terkait langsung  dengan selingkung bidang (home style) dan keilmuan, sehingga dikenallah laras bahasa ilmiah  dengan bagian sub-sub larasnya. Pembedaan diantara sub-sublaras bahasa seperti dalam laras ilmiah itu dapat diamati dari :
(1) penggunaan kosakata dan bentukan kata,
(2) penyusunan frasa,klausa, dan kalimat,
(3) penggunaan istilah
(4)pembentukan paragraph,
(5) penampilan halteknis,
(6) penampilan kekhasan dalam wacana.
Berdasrkan konsepsi laras bahasa tersebut,laras bahasa ekonomi mempunyai sub-sublaras bahasa manajemen, sublaras akuntansi,sublaras
asuransi, sublaras perpajakan, dll.





BAB III
PENULISAN EJAAN DAN TANDA BACA

I. Konsepsi Ejaan
EJAAN adalah keseluruhan pelambangan bunyi bahasa, penggabungandan pemisahan kata, penempatan tanda baca dalam tataran satuan bahasa.Pengertian senada dengan KBBI (2005:205), Ejaan adalah kaidah-kaidah cara menggambarkan bunyi-bunyi dalam bentuk huruf serta penggunaan tanda baca dalam tataran wacana. Berdasrkan konsepsi ejaan tersebut, cakupan bahasan ejaan membicarakan :
(1) pemakian huruf vocal dan konsonan,
(2) penggunaan huruf capital dan kursif,
(3) penulisan kosakata dan bentukan kata,
(4) penulisan unsure serapan afiksasi dan kosakata asing, dan
(5) penempatan dan pemakaian tanda baca.
Ke-5 aspek ejaan tersebut ditata dalamkaidah ejaan yang disebut Ejaan yang Disempurnakan sejak1972.

IIKaidah Penempatan Ejaan dalam Penulisan
Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan penulisan ejaan dantanda baca diatur dalamkaidahnya masing-masing. Penulisan ejaan yang diatur tersebut di antaranya
(1) Pemakaian abjad,huruf vocal, huruf konsonan, dan abjad.
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar,
(4) Penulisan huruf miring,
(5) Penulisan kata dasar, kata ulang, kata berimbuhan,, gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan,
(7) Penempatan tanda baca atau pungtuasi, di antaranya
(a) Tandatitik (.),
(b) Tanda koma (,),
(c) Tanda titik dua (:),
(d) Tanda titik koma (;)
(e) Tanda titiktitik/ellipsis(….),
(f) Tanda Tanya (?),
(g) Tanda seru (!),
(h) Tanda kurung biasa ((….)),
(i) Tanda hubung (-),
(j) Tanda pisah (--),
(k) Tanda petik tunggal (‘…’),
(l) Tanda petik ganda (“…”),
(m) Tanda kurung siku ([…]),
(n) Tanda ulang angka dua (…..2),
(p) Tanda apostrof (‘….)

Tanda baca di atas diaplikasikan dalam teks sesuai dengan kaidah yang
berlaku secara resmi. Kaidah ejaan itu akan dilampirkan dari buku Pedoman  EYD. Ketiga ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia itu diresmikan di Jakartamelalui pemerintahan kolonial Belanda dan pemerintahan Republik Indonesia.

Panglima = ‘panglima’

III. Penempatan Ejaan dan Tanda Baca

Dalam buku Pedoman Ejaan yang Disempurnakan (disingkat Pedoman
EYD) penulisan ejaan dan tanda baca diatur dalam kaidahnya sebagai
berikut.
(1) Pemakaian abjad berupa huruf vokal, huruf konsonan,
(2) Persukuan, yaitu pemisahan suku kata,
(3) Penulisan huruf besar (kapital)
(4) Penulisan huruf miring atau digarisbawahi (kursif),
(5) Penulisan kata dasar,kata ulang, kata berimbuhan, dan gabungan kata,
(6) Penulisan angka dan lambang bilangan, dan
(7) Penempatan tanda baca (pungtuasi), di antaranya:
(a) Tanda titik (.),
(b) Tanda koma (,),
(c) Tanda titik koma (;),
(d) Tandatitik dua (:),
(e) Tanda titik-titik/ellipsis (…),
(f) Tanda Tanya (?),
(g) Tanda seru (!),
(h) Tanda kurung biasa ((…)),
(i) Tanda kurung siku ([…]),
(j) Tanda hubung (-),
(k) Tanda pisah (--),
(l) Tanda petik tunggal (‘…’),
(m)Tanda petik ganda (“…”),
(n) Tanda garis miring (/),
(o) Tanda ulang angka dua (2), dan
(p) Tanda apostrof/penyingkat (‘).
Ke-16 penempatan tanda baca tersebut dideskrisikan sebagai berikut dari
buku PedomanEYD (Pusat Bahasa, 2009, cetakan ke-30: hlm. 15—39).


BAB IV, V DAN VI
KALIMAT DAN KALIMAT EFEKTIF DALAM PENULISAN

A. Pengertian Kalimat dan Kalimat Efektif
Dalam proses penulisan karya ilmiah ada dua jenis kalimat yang mendapat perhatian penulis, yaitu masalah kalimat dan masalah kalimat
efektif. Pernyataan sebuah kalimat bukanlah sebatas rangkaian kata dalam
frasa dan klausa. Rangkaian kata dalam kalimat itu ditata dalam struktur
gramatikal yang benar unsur-unsurnya dalam membentuk makna yang akan disampaikan secara logis. Kalimat-kalimat dalam penulisan ilmiah harus lebih cermat lagi menata kalimat yang benar dan efektif karena kalimat-kalimat yang tertata itu berada dalam laras bahasa ilmiah.Kalimat dalam tataran sintaksis adalah satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik sebagai pembatas. Sifat predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsure subjek, unsure predikat,dan unsure objek (S-P+O).
Unsur subjek dan predikat itu harus mewujudkan makna gramatikal kalimat yang logis. Konsepsi kalimat itubelum cukup untuk menampilkan kalimat efektif, sehingga diperlukan factor lain dalamperwujudan kalimat
menjadikalimat efektif. Oleh karena itu, KALIMAT EFEKTIF adalah satuan
bahasa (kalimat) yang secara tepat harus mewakili gagasan atau perasaan
penulis dan harus pula dimengerti oleh pembaca sebagaimana yang dimaksudkan penulis. Jadi, kalimat efektif merupakan kalimat yang harus
tepat sasaran dalam penyampaian dan pemerian bagi pembacanya. Disamping kaidah yang ada dalam kalimat,kalimat efektif perlu memperhatikan persyaratasn dan menghindari hal-hal yang menyalahi
kalimat efektif.

B. PERSYARATAN KALIMAT EFEKTIF

1. FUNGSI GRAMATIKAL DALAM KALIMAT EFEKTIF ATAU KESATUAN
FUNGSI GRAMATIKAL
Fungsi gramatikalatau unsure struktur dalamkalimat dikenal dengan istilah subjek, predikat, objek,, pelengkap,, dan keterangan yang dirumuskan
atau disngkat menjadi S + P + (O/Pel.) + (Ket) /
S : adalah subjek
P : adalah predikat
O : adalah objek
Pel.: adalah pelengkap
Ket. : adalah keterangan.
Fungsi subjek dan fungsi predikat harus ada dan jelas dalamkalimat dan
secara fakultatif diperlukan fungsi objek, fungsi pelengkap, dan fungsi
keterangan.
SUBJEK adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis. Posisi subjek dalam kalimat bebas, yaitu terdapat pada awal, tengah, atau akhir kalimat.
PREDIKAT adalah fungsi kalimat yang menandai apa yang dinyatakan oleh penulis tentang subjek. Posisi predikat dalam kalimat juga bebas,kecuali tidak boleh di belakang objek dan di belakang pelengkap. OBJEK adalah fungsikalimat yang melengkapi kata kerja aktif dan kata kerja pasif sebagai hasil perbuatan, yang dikenai perbuatan, yang menerima,atau yang diuntungkan oleh perbuatan sebagai predikat. Fungsi objek selalu terletak di belakang predikat berkata kerja transitif.
PELENGKAP adalah fungsi yang melengkapi fungsi kata kerja berawalan
ber- dalampredikat, sehingga predikat kalimat menjadi lebih lengkap. Posisi
pelengkap dalam kalimat terletak di belakang predikat berawalan ber-.
KETERANGAN adalah fungsi kalimat yang melengkapi fungsi-fungsi
kalimat,yaitu melengkapi fungsi subjek, fungsi predikat, dan fungsi objek, atau fungsi semua unsure dalamkalimat. Posisi keterangan dalam kalimat bebas dan tidakn terbatas. Tidak terbatas dimaksudkan fungsiketerangan dalam dapat lebih dari satu pada posisi bebas yang sesuai dengan kepentingan fungsi-fungsi kalimat.
Perhatikanlah posisifungsi-fungsi kalimat berikut.
(1) Setelah bekerja selama tiga hari,panitia pelaksana seminar lingkungan
      hidup itu berhasil merumuskan undang-undang kebersihan tata kota
Jakarta di Kantor DPD DKI Jakarta. (P-Pel-S-P-O-K)
(2) Keputusan hakim perlu ditinjau kembali.( S – P)
(3) Perlu ditinjau kembali keputusan hakim. (P – S)
(4) Kelompok Pialang (broker) berbicara tentang fluktuasi harga sama IHSG.(S – P – Pel.)
(5) Selama tahun 2012 fluktuasi harga saham IHSG mengalami kenaikan
yang signifikan sebanyak 12 kali di Bursa Efek Jakarta (K – S – P – O –K)
(6) Pengacara tersebut mempelajari undang-undangpencemaran nama baik    dan membandingkannya dengan Undang-undang Dasar RI. (S1 – P1 –O1 – P2 – K)
(7) Evaluasi pembelajaran mahasiswa meliputi empat komponen, yaitu
komponen UTS,komponen UAS, komponen kehadiran, dan komponen
makalah ilmiah. (S1 – P1 – O1 – K1 – K2- K3 – K4)
(8) Jika stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan
tenang dan dapat beribadah dengan leluasa. (S3- P3 – S1 – P1 – S2 –
P2) Perhatikanlah contoh kalimat majemuk dalam posisi fungsi yang berbeda berikut.
(9) Bahwa kemerdekaan itu hak semua bangsa sudahdiketahui semua
orang. ( S1 (konjungsi + S2 + P2) - P1 - O1.)
(10) Dosen mengatakan bahwa komponen nilai UAS berbobot 40%. (S1 -
P1 - O1 (S2+P2)).
(11) Hasil UAS mahasiswa dibatalkan jika mahasiswaketahuan mencontek.
(S1 – P1 – K1 (S2+P2)).
(12) Kelompok C berpresentasi dan tim juri menilainya. (S1 – P1 + S2 – P2)
(13) Kinerja bisnis mulai membaik dan perkembangan ekonomi menjadi stabil  setelah pemilu berlangsung damai. (S1 - P1 + S2 – P2 + (S3 + P3)

2. KEPADUAN (KOHERENSI) DALAM KALIMAT
Kepaduan atau keherensi dalam kalimat efektif adalah hubungan timbal balik atau hubungan kedua arah di antara kata atau frasa dengan jelas, benar, dan logis. Hubungan timbal baik terjad dapat antarkata dalam frasa satu unsure atau dapat terjadi antar frasa dalam antarfungsi dalam kalimat. Hubungan antarfungsi itu dapat menimbulkan kekacauan makna gramatikal kalimat. Perhatikanlah contoh kalimat yang berprasyarat koherensi berikut.

Contoh kalimat yang TIDAKKOHERENSIF
(1) Setiap hari dia pulang pergi Bogor –Jakarta dengan kereta api.
(2) Oleh panitia seminar makalah itu dimasukkan ke dalam antologi.
(3) Pelaksanaan seminar itu karena jalan macet harus ditunda satu jam
kemudian.
Pembetulan kalimat yang KOHERENSIF
(1a) Setiap hari dia pergi pulang Bogor—Jakarta dengan kereta api
(2b) Makalah seminar itu dimasukkan ke dalamantologi.
(3a).Karena jalan macet,pelaksanaan seminar itu ditunda satu jam kemudian.

3 KEHEMATAN KALIMAT ATAU EKONOMI BAHASA
KEHEMATAN atau ekonomi bahasa adalah penulisan kalimat yang langsung menyampaikan gagasan atau pesan kalimat secara jelas, lugas, dan logis. Kalimat yang hemat dalam penulisan menghindari
dan memperhatikan hal-hal berikut .
(1) Penulis menggunakan kata bermakna leksikal yang jelas dan lugas dan
penenpatan afiksasi yang benar.
(2) Penulis menghindari subjek yang sama dalam kalimat majemuk.
(3) Penulis menghindari pemakaian hiponimi dan sinonimi yang tidak perlu.
(4) Penulis menghindari penggunaan kata depan (preposisi) di depan
kalimat dan di depan subjek.
(5) Penulis menghindari penggunaan kata penghubung (konjungsi) di depan subjek dan di belakang predikat yang berkata kerja transitif.
(6) Penulis menghindari kata ulang jika sudah ada kata bilangan tak tentu di depan kata benda.
(7) Penulis menghindari fungsi tanda baca dan pengulangan kata dalam
rincian.
(8) Penulis menghindari keterangan yang berbelit-belit dan panjang yang
seharusnya ditempatkan dalam catatan kaki (footnotes).
(9) Penulis menghindari pemborosan kata dan afiksasi yang tidak jelas
fungsinya.

          Perhatikanlah contoh berikut,yaitu kalimat kurang memperhatikan ekonomi bahasa.
(a) Dalam ruangan ini kita dapat menemukan barang-barang, antara lain
seperti meja, kursi, buku, lampu, dan lain-lain.
(b) Karena modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha
lemah memperoleh kredit.
(c) Apabila pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akan
dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.

Perbaikan kalimat yang memperhatikan ekonomi bahasa berikut.
(a1) Dalam ruangan ini kita dapat menemukan meja, kursi, buku,lampu, dan lain-lain.
(b1) Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(b2) Modal di bank terbatas, sehingga tidak semua pengusaha lemah memperoleh kredit.
(c1) Pada hari itu saya berhalangan hadir, maka rapat akandipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
(c2) Apabila pada hariitu saya berhalangan hadir, rapat akan dipimpin oleh Sdr. Tadjudin.
4. PENEKANAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
Dalam kalimat efektif PENEKANAN ATAU PENONJOLAN adalah upaya penulis untuk  memfokuskan kata atau frasa dalam kalimat. Penekanan dalam kalimat dapat berupa kata,frasa,klausa, dalam kalimat yang dapat berpindah -pindah. Namun,penekanan tidak sama dengan penentuan gagasan utama dan ekonomi bahasa. Penekanan dapat dilakukan dalam kalimat lisan dan kalimat tulis. Pada kalimat lisan,penekanan dilakukan dengan intonasi yang dapat disertai mimik muka dan bentuk nonverbal lainnya. Penekanan dalam kalimat tulis dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
(1) Mutasi, yaitu mengubah posisi kalimat dengan menempatkan bagian
yang dipenting pada awal kalimat.
Contoh:
Minggu depan akan diadakan seminar”Pencerahan Pancasila bagi
Mahasiswa”
(2) Repetisi, yaitu mengulang kata yang sama dalam kalimat yang bukan
berupa sinonim kata.
Contoh:
Kalau pimpinan sudah mengatakan tidak, tetap tidak.
(3) Kursif, yaitu menulis miring, menghitamkan, atau menggarisbawahi kata
yang dipentingkan.
Contoh:
Bab II skripsi ini tidak membicarakan fluktuasi harga saham.
(4) Pertentangan,yaitu menempatkan kata yang bertentangan dalam kalimat. Pertentangan bukan berarti antonym kata.
Contoh:
Dia sebetulnya pintar tetapi malas lkuliah.
(5) Partikel, yaitu menempatkan paretikel (lah,kah, pun,per, tah) sebelum
atau sesudah kata yang dipentingkan dalam kalimat.
Contoh:
Dalam berdemokrasi, apa pun harus transparan kepada rakyat.
(6) Penekanan dalamkalimat tidak berarti penonjolan gagasan kalimat atau
bukan ekonomi bahasa.

5. KESEJAJARAN DALAM KALIMAT (PARALELISME)
KESEJAJARAN (PARALELISME) adalah upaya penulis merinci unsur yang sama penting dan sama fungsi secra kronologis danlogis dalam kalimat.Dalam kalimat dan paragraph, raincian itu harus menggunakan bentuk bahasa yang sama, yaitu rincian sesame kata, sesame prasa,sesama kalimat.
Kesamaan bentuk dalam paralelisme menjaga pemahaman yang fokus bagipembaca dan sekaligus menunjukkan kekonsistenan sebuah kalimat dalam penulisan karya ilmiah.
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam kesejajaran rincian kalimat efektif
adalah sebagai berikut.
(1) Tentukanlah apakah kesejajaran beradabentuk bahasa kalimat atau
paragraf.
(2) Jika urutan rincian dalam bentuk frasa, rincian uruan berikut harus
dalam bentuk frasa juga.
(3) Penomoran dalam rincian harus konsisten.
(4) Perhatikanlah penempatan tanda baca yang benar.
(5) Hindarilah gejala ekonomi bahasa yang bermakna sama:
seperti……dan lain lain, antara lain…..
Sebagai berikut, yakni:….
Perhatikanlah contoh kesejajaran yang benar berikut.
Kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu/Saudara pada:
hari :…,
tanggal:….,
waktu: ….,
acara: …., dan
Tempat: …..

6. KEVARIASIAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
KEVARIASIAN dalam kalimat efektif adalah upaya penulis menggunakan berbagai pola kalimat dan jenis kalimat untuk menghindari kejenuhan atau kemalasan pembaca terhadapteks karangan ilmiah. Fungsi utama kevariasian ini adalah menjaga perhatian dan minat baca terhadap teks ilmiah berlanjut bagi pembaca. Pada dasarnya kevariasian adalah upaya penganekaragaman pola, bentuk, dan jenis kalimat agar pembaca tetap termotivasi membaca dan memahami teks sebuah karangan ilmiah. Agar kevariasi dapat menjaga motivasi pembaca terhadap teks, penulis perlu memperhatikan hal-hal berikut.
(1) Awal kalimat tidak selalu dimulai dengan unsure subjek, tetapi kalimat
dapat dimulai dengan predikat dan keterangan sebagai variasi dalam
penataan pola kalimat.
(2) Kalimat yang panjang dapat diselingi dengan kalimat yang pendek.
(3) Kalimat berita dapat divariasikan dengan kalimat Tanya, kalimat
perintah, dan kalimat seruan.
(4) Kalimat aktif dapat divareiasikan dengan kalimat pasif.
(5) Kalimat tunggal dapat divariasikan dengankalimat majemuk.
(6) Kalimat taklangsung dapat divariasikan dengan kalimat langsung.
(7) Kalimat yang diuraikan dengan kata-kata dapat divariasikan dengan
tampilan gambar,bagan,grafik, kurva, marik, dan lain-lain.
(8) Apa pun bentuk kevariasian yang dilakukan oleh penulisjangan sampai
mengubah atau keluar dari pokok masalah yang dibicarakan.
Perhatikanlah contoh kalimat dengan variasinya.
(a) Dari renungan itu seorang manajer menemukan suatu makna, suatu
realitas yang baru, suatu kebenaran yang menjadi ide sentral yang
menjiwai bisnisnya ke depan.
(b) Seorang ahli Inggris mengemukakan bahwa seharus tidak dibangun
pelabuhan samudera. Namun, pemerintah tidak memutuskan demikian.Memang cukup banyak mengendorkan semangat kalau melihatkeadaan di Indonesia belahan Timur meskipun fasulitas pengangkutan laut dan udara sudah banyak dibangun. (Variasi kalimat dengan kata berawalan me- danberawalan di-).

7. PENALARAN DALAM KALIMAT EFEKTIF
PENALARAN (reasoning) adalah proses mental dalam mengembang kan pikiran logis (nalar) dari beberapa fakta atau prinsip (KBBI,2005:772). Hal yang diutamakan dalam penalaran adalah proses berpikr logis dan bukan dengan perasaan atau bukan pengalaman. Penalaran tidak akan tercapai jika tidak didukung oleh kesatuan dan kepaduan kalimat. Dalam penalaran alur berpikirlah ang ditonjolkan agar kalimat dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dipahami dengan benar dan tepat sehingga tidak menimbulkan kesalahpahaman atau salah kaprah. Kesatuan pikiran akan logis jika didukungatau dikaitkan dari gabungan unsur atau fungsi kalimat. Hubungan logis dalam kalimat dapat dilihat melalui kaitan antarunsur dan kaitan antarbagian kalimat. Hubungan logis dalam kalimat terdiri atas tiga jenis hubungan berikut.
(1) Hubungan logis koordinatif adalah hubungan setara di antara bagianbagian kalimat dalam kalimat majemuk setara. Hubungan logis koordinatif ini ditandai dengan konjungsi dan, serta, tetapi, atau,melainkan, sedangkan, padahal.
Contoh: Mobil itu kecil tetapi pajaknya sangat besar.
(2) Hubungan logis korelatif adalah hubungan saling kait di antara bagian
kalimat. Hubungan korelatif ini ditandai oleh konjungsi berikut.
Hubungan penambahan : baik….maupun, tidak hanya..., tetapi juga……..
Hubungan perlawanan : tidak….., tetapi….., bukan……., melainkan
Hubungan pemilihan : apakah…., atau….., entah….entah……
Hubungan akibat : demikian…..sehingga, sedemikianrupa……sehingga
Hubungan penegasan : jangankan…..,…..pun…..
(3) Hubungan logis subordinatif adalah hubungan kebergantungan diantara induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh: Dosen itu tidak masuk karena rumahnya kebanjiran.
Hubungan subordinatif dalam kalimat majemuk tak setara (bertingkat) cukup banyak hubungan antara induk kalimat dan anak kalimat yang ditandai dengan konjungsi-konjungsi berikut.
(a) Hubungan waktu : ketika,setelah, sebelum,
(b) Hubungan syarat : jika,, kalau, jikalau,
(c) Hubungan pengandaian : seandainya andaikan,andai kata,
(d) Hubungan tujuan : untuk, agar,supaya,
(e) Hubungan perlawanan : meskipun,walaupun, kendatipun,
(f) Hubungan pembandiungan : seolah-olah, seperti, daripada, alih-alih,
(g) Hubungan sebab : sebab,karena, oleh sebab,lantaran,
(h) Hubunganhasil/akibat : sehingga, maka, sampai (sampai)
(i) Hubungan alat : dengan, tanpa
(j) Hubungan cara : dengan, tanpa,
(k) Hubungan pelengkap : bahwa, untuk, apakah,
(l) Hubungan keterangan : yang,
(m) Hubungan perbandingan : sama….dengan, lebih….daripada,
berbeda…..dari
Contoh kalimat yang salah karena tidak logis (salah nalar)
(1) Di antara masalah nasional yang penting itu mencantumkan masalah
MPKT dalam pendidikan (SALAH).
Di antara masalah pendidikan nasional itu tercantum masalah MPKT dalam pendidikan (BENAR)
(2) Untuk mengetahui baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari
tingkah lakunya sehari-hari. (SALAH) 
Baik buruk pribadi seseorang dapat dilihat dari pribadinya sehari-hari. (BENAR)
(3) PT Gudang Garam termasuk lima penghasil terbesar devisa negara
tahun 2010. (SALAH)
PT Gudang Garam termasuk lima besar penghasil devisa negara tahun
2010. (BENAR).
(4) Meskipun dia datang terlambat, namun dia dapat menyelesaikan
      masalah itu. (SALAH)
      Meskipun datangterlambat, dia dapat menyelesaikan masalah itu.
      (BENAR)
Dia datang terlamat, namun dapat menyelesaikan masalah itu. (BENAR)
(5) Dia membantah bahwa bukan dia yang korupsi tetapi staf keungan
perusahaan. (SALAH)
Dia menyatakan bahwa bukan dia yang korupsi melainkan staf
keuangan perusahaan. (BENAR).





























BAB VII, VIII DAN IX
PARAGRAF ATAU ALINEA DALAM TEKS

A. PENGERTIAN PARAGRAF
Satuan bahasa yang lebih besar danlebih luas darikalimat adalah
paragraph atau aline. Dalam definisinya,PARAGRAF adalah satuan bahasayang mengemukakan sebuah pokiok pikiran atau satu gagasan utama yang disampaikan dalam himpunan kalimat yang koherensif. Setiap
paragrafharus menyampaikan sebuah gagasan utama. Gagasan utama
tersebut harus dijelaskan oleh gagasan-gagasan bawahan, sehingga dalam paragraph terdapat beberapa kalimat yang saling tekait. Dalam rangkaian kalimat itu tidak satupun kalimat yang bertentangan dengan kalimat gagasan utama dan kalimat-kalimat gagasan bawahan. Kalimat yang berisi gagasan utama disebut kalimat topic dannkalimat yang bergagasan bawahan adalah kalimat penjels. Sebuah paragraf minimal tediri tiga kalimat dalammpenulisan karangan ilmiah. Perhatikanlah contoh paragraph berikut yang berisi gagasan utama atau kalimat topic dan bergagasan bawahan dalam kalimat penjelas.
(1) Sampah selamanya selalu memusingkan.
(2) Berkali-kali masalahnya diseminarkan dan berkalikali pula solusinya dirancang.
(3) Namun, berbagai keterbatasan tetap menjadikan sampah sebagaimasalah yang pelik.
(4) Pada waktu diskusi atau seminar sampah berlangsung, penimbunan
sampah terus terjadi.
(5) Hal ini mendapat perhatian serius karena masalah sampah berkaitan
dengan pencemaran air dan banjir.
(6) Selama pengumpulan,pengankutan, pembuangan akhir, dan pengolahan sampah itu belum dapat dilaksanakan dengan baik, selama
Keenamkalimat dalam paragraph di atas membicarakan soal sampah,
sehingga topic dalamparagraf tersebut dalah “masalah sampah”. Kalimat –kalimatnya koherensi atau saling terkait logis sehingga pembaca dapat
dengan mudah memahamitopik “masalah sampa” dalam paragraph itu
dengan baik.

B. FUNGSI PARAGRAF
Paragraf yangberupa himpunan kalimat saling terkait dalam mengemukakan mengemukakan gagasan utama berfungsi penting bagi
penulis paragraph dan bagi pembaca paragraph dalam teks. Perhatikanlah
fungsi-fungsi paragraph tersebut.
Fungsi Paragraph bagi Penulis
(1) Paragraf memudahkan pengertian dan pemahaman dengan menceraikan satu tema dari tema yang lain dalam teks.
(2) Paragraf merupakan wadah untuk mengungkapkan sebuah idea tau pokok pikiran secara tertulis.
(3) Paragraf harus memisahkan setiap unit pikiran yang berupa ide, sehingga tidak terjadi percampuran di antara unit pikiran penulis.
(4) Penulis tidak cepat lelah dalammenyelesaikan sebuah karangan dan
termotivasi masuk ke dalam paragraf berikutnya.
(5) Paragraf dapat dimanfaatkan sebagai pembatas antara bab karangan
dalam satu kesatuan yang koherensi: bab pendahuluan, bab isi, dan bab kesimpulan.

Fungsi Paragraf bagi Pembaca
(1) Dengan memisahkan atau menegaskan perhentian secara wajar
Danformal, pembaca dengan jelas memahami gagasan utama paragraf penulis.
(2) Pembaca dengan mudah “menikmati” karangan secara utuh, sehingga
memperoleh informasi penting dan kesanyang kondusif.
(3) Pembaca sangat tertarik dan bersemangat membaca paragraph per
paragraph karena tidak membosankan atau tidak melelahkan.
(4) Pembaca dapat belajar bagimmana cara menarik untuk menyampaikan
sebuah gagasan dalam paragraph tulis.
(5) Pembaca merasa tertarik dan termotivasi cara menjelaskan paragraph
tidak hanya dengan kata-kata, tetapi dapat juga dengan gambar,bagan,diagram, grafik,dan kurva.

C. Persyaratan Paragraf yang Baik dan Benar

Paragraf yang baik dan efektif harus memenuhi persyaratan berikut.
(1) Kesatuan yang kompak,yaitu semua kalimat harus mengemukakan satu
tema yang jelas.
(2)Koherensi yang padu, yaitu antarkalimat dalamparagraf saling terkait
Dalamparagraf. Cara mengaitkan antarkalimat dalam paragraph dapat dilakukan dengan cara berikut.
(a) Pengulangan kata kunci (repetisi) yang terdapat dalamsetiapkalimat.
(b) Penggunaan kata penghubung (konjungsi) setiap awalkalimat dengantepat dan benar.
(c) Penggunaan kata ganti orang atau kata ganti penunjuk
Sebagaipengganti gagasan utama dengan kata-kata seprti: dia, mereka,nya, itu, tersebut, ini.
(3) Penggunaan metode pengembangan paragraph sebagai penjels gagasan utama paragraph. Metode yang digunakan dari metodeproses sampai dengan metode definisi.
(4) Setiap paragraph harus mempunyai satu gagasan utama yang ditulis
dalam kalimat topic. Posisi Kalimat topic dalam paragraph ditempatkan pada :
(a) Kalimat topic pada awal paragraf (deduktif),
(b) Kalimat topic pada akhir paragraf (induktif,
(c) Kalimat topic pada awal dan akhir paragraph (deduktif—induktif)
(d) Kalimat topic pada temgah paragraph (ineratif)
(e) Kalimat topic pada semua kalimat dalamparagraf (deskriptif).
Kalimat topic dalam paragraph ditulis dalam klalimat tunggalatau kalimatmajemuk bertingkat karena kedua kalimat itu hanya menyampaikan satu gagasan utama.
(5)Penulis paragraph tetap memmerhatikan kaidah satuan bahasayang lain, seperti ejaan, tanda baca, kalimat, diksi, dan bentukan kata.
(6) Dalam penulisan karangan ilmiah,penulisan paragraph harus
diperhatikan hal-hal teknis penulisan .Seperti kutipan, sumber rujukan, tata latak grafik, kurva,gambar.
(7) Penulis pun memperhatikan jenis-jenis paragraph pada posisi bagian
karanagan pendahuluan, isi,dan bagian kesimpulan.
(8) Penulisan paragraph yang menjorok ke dalam, sejajar, atau menekuk.
(9) Penulis juga memperhatikan jumlah kata atau jumlah kalimat dalam
sebuah paragraf, yaitu jumlah kosakata paragraph antara 30—100 kata dan jumlah kalimat minimal tiga kalmia.
(10) Jika uraianparagraf melebihi 100kata sebaiknya dibuat menjadi dua
paragraph.

D. JENIS-JENIS PARAGRAF
Dalam karangan terdapat bermacam-macam jenis paragraph. Macam jenis
paragraph tersebut jika diperhatikan dari berbagai sudut pandang. Berikut ini ditampilkan berbagai jenis paragaraf.
(1) Jenis paragraph diperhatikan dari satuan karangan, di antaranya :
(a) Paragraf pembuka yangterdapat padaawalkarangan sebagaipengantar pokok pikiran penulis yangditempatkan pada bagian pendahuluan.
(b) Paragraf isi adalah paragraph yangmenguraikan pokok masalah
Dalam karangan, yaitu bagian isi atau uraian karangan.
(c) Paragrafpenutup adalah paragraph yang menyimpulkan atau mengakhiri sebuah karangan,yaitu bagian penutup atau kesimpulan.
(2) Jenis paragraph diperhatikan dari sudut pandang sifat tujuan karangan,di antaranya :
(a) Paragraf eksposisi adalah paragraph yang menginformasikan atau
memaparkan pokok masalah.
(b) Paragraf argumentative adalah paragaraf yang mengemukan suatu
pikiran dngan alasanlogis.
(c) Paragraf deskriptif adalah jenis paragrafyang memerikan suatu
suasana, area, dan benda.
      (d) Paragraf naratif adalah jenis paragraph yang menceritakan suatu
masalah.
(e) Paragraf persuasive adalah jenis paragraph yang memengaruhi ataumerajuk orang tentang sesuatu .
(3)Jenis paragraph diperhatikan dari posisi kalimat topic dalam
paragraph,diantaranya :
(a) Paragraf deduktif adalah jenisparagraf yang menempatkan kalimat topik pada awal paragraph.
(b) Paragraf induktif adalahjenis paragraph yang menempatkan kalimat topik pada akhir paragraph.
(c) Paragraf dedukti-induktif adalah jenis paragraph yang menempatkan kalimat tepi pada awal dan akhir paragraph.
(d) Paragraf ineratif adalah jenis paragraph yang meletakkan kalimat topik pada tengah paragraph.
(e) Paragraf tanpa kalimat topic adalah paragraph yang menyeimbangkan paragraph yang melebihi satu paragraph.
(4) Jenis paragraph diperhatikan dari cara atau metode pengambangan paragraph, di antaranya :
(a)Paragraf menerangkan,
(b) Paragraf merinci,
(c) Paragraf contoh,
(d) Paragraf buktian,
(e) ParagrafPertanyaan,
(f) Paragraf perbandingan,
(g) Paragraf sebab akiba.
Dari ke-4 sudut paragraph di atas, paragraph darisudut pandang satuan
karangan dan paragraph sudut pandang sifat tujuan karangan yang perlu
dipahami lanjut.
Setelah memerhatikan jenis-jenis paragrafdari berbagai sudut pandang,berikut ini akan dijelaskan Janis paragraph dari sudut pandang satuankarangan, yaitu paragraph pembuka , paragraph isi, dan paragraph penutup.

PARAGRAF PEMBUKA
Paragraf pembuka adalah paragraph yang mengawali sebuahpenulisan
karangan dengan mengantarkan pokok masalah dalambagian pendahuluan karangan. Hall-halyang harus diperhatikan dalam menyusun paragraph pembuka karangan.
(1) Paragraf itu berfungsi mengantar pokokmasalah karangan.
(2) Paragraf ini sanggup menyiapkan pikiran pembaca pada pokok masalah yang akan dijelaskan.
(3) Kata-kata dalamparagraf ini hendaknya menarik perhatian pembaca,
     sehingga mudah memahami pokok masalah yang akan diuraikan.
(4) Kalimat dan paragraph dalambagian ini tidak terlalupanjangkarena
paragraph belum menguraikan.

PARAGRAF ISI
Paragraf isi atauparagraf pengembang adalah jenis paragraph yang berfungsimenuraikan atau memperjelas pokok masalah yang akan diuraikan dalamkarangan.Uraian pokok masalah dalamparagraf ini dapat disampaikan dengan berbagaimetode pengembangan dan menbampilkan hal-halteknis uraian dalamkarangan ilmiah. Hal-halyang diperhatikan dalam jenisparagrafini diantaranya:
(1) Mengemukakan pokok masalah dengan jelas dan eksplisit.
(2) Perlu dijaga keserasian dan kelogisan antarparagraf.
(3) Pengambangan paragraph dapat menggunakan jenis paragraph ekspositoris, argumentative,deskriptif, dan naratif.
(4) Memperhatikanhalteknis penulisan seperti kutipan, sumberkutipan,
penggunaan bagan diagram grafik kurfa.
(5) Menyiapkan uraian pokok masalah yang disentesiskan sebagai bahan
paragraph kesimpulan.

Link Blog Teman

https://amuecangkreng.blogspot.com https://belengsabe.blogspot.com https://wahedgokil.blogspot.com https://adizainurrahman.blogspot.com ...